Selasa, 28 Oktober 2014

BINATANG MALAM

Lelaki itu menunggu diujung gang.  Wajahnya samar, apalagi lampu jalan tak sepenuhnya bersinar. Buram seperti photo hitam putih.  Tapi matanya terlihat jelas, jalang seperti binatang malam.  Liar. Malam masih muda tapi lalu-lalang kendaraan mulai berkurang.  Hanya satu dua motor yang kemungkinan besar ojek ngebut tanpa kompromi memecah sepi.

Lelaki itu sudah berjanji pada dirinya bahwa suatu hari ia harus bisa mendapatkannya, nafsunya sudah sampai di puncaknya.  Berawal dari pandangan pertama saat pertama kali ia melihatnya wanita itu sudah menggodanya dengan penampilannya yang sexy, pakaian minim ketat membuat syahwat katakan sikat.  Dan sekarang lelaki itu sedang menunggunya diujung gang untuk dilumat.

Malam di gang itu sunyi, hanya satu dua gerobak pemulung gypsy yang terlihat mangkal.  Tapi sorot mata laki-laki itu tetap liar nyalang tak berkedip, apalagi saat sebuah metromini mulai merapat dan berhenti tak jauh dari gang.  Laki-laki itu mulai bergerak, sedikit mendongak untuk melihat yang dinantinya.  Seorang wanita turun, dengan dandanan ala kadarnya.  Membuat auratnya berkilauan apalagi di malam yang gelap.  Pahanya bercahaya di mata si laki-laki diujung gang, seperti ken arok yang melihat ken dedes saat turun dari kereta kencana.

Dialah wanita yang membuat nafsunya over load lewati batas.  Wanita yang selalu berjalan dengan aurat menantang, hampir telanjang.  Goyang pinggulnya kemana-mana, tampar dirinya bangunkan niat untuk berlaku tabu.  

Metromini kabur menutup malam, sementara si laki-laki baru saja memulai malam.  Si wanita belum lagi segar mencium udara malam saat tangan kasar laki-laki itu menyeretnya sadis.  Dingin malam membuat kerongkongannya tersendat apalagi saat laki-laki itu makin merapat menggerayangi dan menistakannya.  Dua pukulan si wanita itupun pingsan, dan malam hanya terdiam melihat si laki-laki jumawa di atas tubuh si wanita.

Nafsu di atas kepala
Meraja
Hasrat berkata, serang !
Terjang !

Iblis menari
Hati tak berani
Jiwa lari
Mati

Tenggelam
Karam
Dalam
Dosa
Dalam dosa

Dingin malam makin mencekat. Dan silaki-laki itupun berlalu, menghilang dalam gelap diujung gang.

Tidak ada komentar: