Kamis, 30 Oktober 2014

LELAKIKU JERAT SAMPAI MAMPUS

Tinggal serumah dengan lelaki bernama Q hanya dengan modal cinta dan sex tentu sudah masalah. Tapi jangan tanyakan kenapa? Karena akupun tidak mengerti.  Ini cinta atau apa?.  Q  mengajakku menikah kalau ia sudah mendapatkan pekerjaan,dan akhirnya iapun dapat pekerjaan katanya.  Tapi setelah satu tahun ia masih saja menganggur.  Kalau pekerjaan ngak jelas yang kadang-kadang datang itu dianggap pekerjaan, lebih baik aku menyingkir.

Q pernah mengajakku sekali waktu ke kota lepaskan penat, sambil mengulang kembali saat awal kami pacaran.  Duduk di taman kota sambil menatap gemerlap lampu pijar yang berserakan memenuhi malam.  Aku sedikit agak menikmati dan melupakan beban diri, dan berpikir positip siapa tahu esok hari akan lebih baik dan Q benar-benar mendapatkan pekerjaan dan membuatku bangga. Dan yang penting, keputusanku untuk memilihnya jadi pendampingku tidak salah.

Masih di taman, dibawah bulan.  Malampun mulai menua, saat dua orang mabok melintas didepan kami.  Entah setan mana yang mampir di otak mereka, tiba-tiba saja mereka menyerang kami.  Merebut tas dari tanganku, oh andai mereka tahu tas itu hanya sebuah tas tanpa isi yang berharga selain alat kosmetik lapukku yang sudah berbulan-bulan tidak diganti, mereka pasti tak akan begitu ngotot.  

Q hanya menatap, tanpa kata-kata, apalagi perlawanan. Dia menciut di bawah ancaman kata-kata kasar dan terkesan sadis, tanpa pisau apalagi pistol.  Hanya kata-kata.  Membiarkanku dilecehkan. Laki-laki ini sebaiknya mati saja pikirku melihat Q yang mematung.  Seharusnya ia dikebiri dipotong lelakinya agar tahu, kalau mau berumah tangga itu tidak hanya sex tapi juga tanggung jawab. Besok, ia harus mati.  Taek. 

Bukan disini tempatmu
Kamu harus pergi

Tangisku teteskan duka
Ini salahmu, bukan hanya diraga
  Juga dijiwa
Kehormatanku harus kaujaga

Bukan disini tempatmu
Duduk diam dan berpangku

Kamu harus pergi
Menjadi berarti
Menjadi lelaki

Pagi ini, Q masih didekatku.  Duduk di kursi malasnya sambil menonton TV.  Setelah kejadian malam itu aku tak pernah lagi mau menggubrisnya.  Tapi sialnya, aku masih butuh lelakinya, dan tadi pagi aku sudah mendapatkannya sampai puas. Sekarang aku tidak membutuhkannya lagi. Kujerat saja lehernya dengan sabuknya sekuat tenaga, kukira ia akan melakukan perlawanan keras. Untung pengaruh bir yang ditenggaknya semalaman juga tadi pagi membuatnya lemah, iapun mati. Sekarang tinggal aku cari lelaki lain yang lebih bertanggung jawab dan tidak hanya bisa nge-sex. Masalah alibi otakku sudah merangkainya sehari setelah kejadian malam itu, iapun di vonis mati karena bunuh diri.      

BERITA INI HARI


Aku cari Koran pagi, koran siang, Koran sore kalau ada yang malam pun pasti aku cari.  Tapi jangan salah, aku bukan orang penting negeri apalagi orang hebat negeri atau orang yang haus akan informasi tentang negeri.  Aku juga bukan pengusaha negeri, politikus negeri, ekonom negeri, mahasiswa negeri, bahkan aku tidak termasuk orang dari kalangan umum di negeri ini.  Aku hanya seorang pengangguran jelata.    



Kalau orang penting negeri apalagi orang hebat negeri pasti bisa beli Koran bahkan mereka yang punya perusahaan Koran.  Juga pengusaha, pasti bisa beli Koran juga  beli perusahaan Koran. Politikus negeri tentu pasti bisa beli Koran juga punya Koran sendiri, Ekonom juga pasti bisa beli Koran dan dibeli oleh Koran.  Mahasiswa juga bisa beli Koran karena sering masuk Koran.  Aku, aku hanya bisa cari Koran bekas ndak bisa beli, lha wong aku pengangguran ngak punya uang.  Tapi aku sering cari Koran bekas buat tambal pagar rumah juga buat dijual kiloan.

Aku cari Koran pagi, Koran siang, Koran sore kalau ada yang malam bukan untuk tahu berita tentang negeri yang selalu bikin ngeri, selalu bikin iri, juga kadang bikin lari.
           
             Selamat Pagi;
Kubuka mata
Kubuka telinga
             Belum kuhirup seteguk pagi
Kulihat luka
Kulihat duka
             Hari masih pagi.

            Selamat Siang:
Masih terluka
        Masih berduka
             Aku Kenyang!
       SELAMAT MALAM!

Aku hanya seorang pengangguran jelata, bukan orang penting negeri atau orang hebat negeri yang selalu membuat berita yang membuat aku makin stress.  Aku bukan seorang politikus negeri yang selalu mem-politik-kan negeri dalam Koran.  Aku bukan pengusaha negeri yang selalu meng-usaha-kan negeri atau ekonom negeri yang pintar mengatakan sesuatu tentang negeri, aku bukan mahasiswa yang berani melawan pemimpin negeri, aku juga bukan masyarakat umum yang selalu tersenyum melihat berita negeri.  Aku hanya pengangguran yang butuh pekerjaan dinegeriku.

Aku cari Koran hanya untuk lihat apakah ada lowongan pekerjaan untukku.  Seorang tamatan SMP, usia 28 tahun, punya istri dan seorang anak, punya orang tua, renta.  Ngak bisa bahasa Indonesia tapi fasih bahasa sasak Lombok, sedikit jawa, sedikit Sulawesi, juga papua, juga Kalimantan, fasih bali, inggris lumayan.  Senang bekerja ngak malas, disuruh ngapain aja bisa asal halal, karena aku takut sama Tuhan.  Kalau ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku, Koran itu pasti kubingkai kutaruh dekat photo bapak presiden, burung garuda dan bapak wakil presiden.  Aku ikhlas photo emak sama bapak kutaruh di bawah mereka, tapi sayang lowongan pekerjaan tidak mencari orang seperti aku.

Satu hari, aku duduk ditepi malam
menatap bintang yang bertaburan
berjuta ia bersinar dalam kelam
kutatap satu, hanya satu
dan kuingin itu

lalu kukayuh mimpiku
bersama angin bersama inginku
membawanya mendekat
agar kutahu ia tak hanya memikat

namun seribu mimpi-mimpi lain sudah lebih dulu merapat
meraihnya dan membawanya minggat

satu hari, aku masih duduk di tepi malam
menatap rembulan yang hanya satu
cahayanya terang hingga penuhi malam
kutatap saja, hanya menatap tak kuinginkan itu

karena kutahu
aku takkan mampu bersaing dengan seribu mimpi-mimpi lain yang lebih dulu,
mendekat, meraihnya dan membawanya pergi

Karena orang sepertiku tak dibutuhkan di negeriku, akupun ikut si mamat pergi ke negeri orang jadi tenaga kerja.  Daripada  makin melarat,  sekarat tanpa pernah berbuat, hanya duduk diam dan berharap kapan negeri bisa membantu.  Jadi kuikut saja.  Walau mungkin nasibku sama seperti si To’ing yang pulang tinggal rangka, atau si somat yang pulang tinggal nama, atau si gondo yang ngak pulang-pulang.  

Aku ada dikoran, pagi, siang, sore, malam.  Masuk dalam Koran, dan di bingkai emak bagus mengganti photo bapak presiden dan wakil presiden.  Tentang aku yang dihukum pancung karena bela harga diri saat mau diperkosa.

Selasa, 28 Oktober 2014

selingan rohani

PETUAH SANG GURU

Sang Guru : Wahai muridku Hero Firmansyah, tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuat engkau patah harapan apalagi putus asa.  ALLAH menjamin pengabulan Do'a sesuai dengan apa yang Dia pilih buat engkau, bukan menurut apa yang engkau pilih dan inginkan sendiri, dan pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.

Sang Murid : ?? (muka sedih)

Sang Guru : Muridku, ALLAH-lah yang paling tahu keadaan dan keinginan kita.  Bahkan, saat kita sendiri bingung dengan keadaan yang menyelimuti kita serta banyaknya keinginan yang mengganggu pikiran kita.  Kita saja yang sering kali tidak sabar pada ketentuan-Nya.  Atau, bisa jadi kita lalai dan abai pada setiap "tanda" pengabulan-Nya. Permintaan kita sering berubah-ubah, tidak istiqomah.  Tetapi pengabulan-Nya selalu kita "Tuntut" tunai dan segera.  Do'a kita perlakukan seperti sebuah garansi tanpa batas.  Padahal, berulangnya Do'a kita tak berarti berturut-turutnya pengabulan.  ALLAH Maha Mengetahui kebutuhan kita muridku.  Jadi, Berserahlah dengan tulus dan ikhlas.

Sang Murid : Hehe, iye Guru Teacher. Tengkiu.

BINATANG MALAM

Lelaki itu menunggu diujung gang.  Wajahnya samar, apalagi lampu jalan tak sepenuhnya bersinar. Buram seperti photo hitam putih.  Tapi matanya terlihat jelas, jalang seperti binatang malam.  Liar. Malam masih muda tapi lalu-lalang kendaraan mulai berkurang.  Hanya satu dua motor yang kemungkinan besar ojek ngebut tanpa kompromi memecah sepi.

Lelaki itu sudah berjanji pada dirinya bahwa suatu hari ia harus bisa mendapatkannya, nafsunya sudah sampai di puncaknya.  Berawal dari pandangan pertama saat pertama kali ia melihatnya wanita itu sudah menggodanya dengan penampilannya yang sexy, pakaian minim ketat membuat syahwat katakan sikat.  Dan sekarang lelaki itu sedang menunggunya diujung gang untuk dilumat.

Malam di gang itu sunyi, hanya satu dua gerobak pemulung gypsy yang terlihat mangkal.  Tapi sorot mata laki-laki itu tetap liar nyalang tak berkedip, apalagi saat sebuah metromini mulai merapat dan berhenti tak jauh dari gang.  Laki-laki itu mulai bergerak, sedikit mendongak untuk melihat yang dinantinya.  Seorang wanita turun, dengan dandanan ala kadarnya.  Membuat auratnya berkilauan apalagi di malam yang gelap.  Pahanya bercahaya di mata si laki-laki diujung gang, seperti ken arok yang melihat ken dedes saat turun dari kereta kencana.

Dialah wanita yang membuat nafsunya over load lewati batas.  Wanita yang selalu berjalan dengan aurat menantang, hampir telanjang.  Goyang pinggulnya kemana-mana, tampar dirinya bangunkan niat untuk berlaku tabu.  

Metromini kabur menutup malam, sementara si laki-laki baru saja memulai malam.  Si wanita belum lagi segar mencium udara malam saat tangan kasar laki-laki itu menyeretnya sadis.  Dingin malam membuat kerongkongannya tersendat apalagi saat laki-laki itu makin merapat menggerayangi dan menistakannya.  Dua pukulan si wanita itupun pingsan, dan malam hanya terdiam melihat si laki-laki jumawa di atas tubuh si wanita.

Nafsu di atas kepala
Meraja
Hasrat berkata, serang !
Terjang !

Iblis menari
Hati tak berani
Jiwa lari
Mati

Tenggelam
Karam
Dalam
Dosa
Dalam dosa

Dingin malam makin mencekat. Dan silaki-laki itupun berlalu, menghilang dalam gelap diujung gang.

Senin, 27 Oktober 2014

ORANG GILA

melangkah tanpa henti
tubuh bau-kotor dan berdaki
sorot mata tajam-liar dan ciutkan nyali
orang gila menari

“aku manusia yang paling disayang Tuhan”
celotehnya sepanjang jalan berdebu
pada batu, pada pohon, pada semua.  juga aku

tereakkan rasa dijiwa
ungkapkan muak pada semua

sesekali diam membisu dengan langkah kaki yang selalu terburu
seperti ada yang memburu
dan cemooh-cemooh itu
juga caci maki yang selalu terdengar seru

beberapa ada yang kasihan
tawarkan makanan atau sekedar lemparkan senyum penuh perasaan
atau mungkin juga mereka takut
lalu secepatnya kembali dalam rumah sembunyi dan mengkerut

aku pernah bertemu dengannya satu siang
                  dijalan setapak ditengah ladang
kotor-kumal-dan bau
bercerita tentang dirinya yang memberontak terhadap rumah
yang membuat otaknya kram menyimpan beribu resah
pada sesuatu yang ia tak mampu kalahkan

tatapnya kosong memandang langit
tak pernah kulihat sebelumnya selain sorot liar dan jalang
membuatku sadar ia masih bisa ditolong
namun segera terhenti saat ia kembali kumat
dengan segala kata’kata yang tak pernah kudengar sebelumnya selain kotor dan sesat

suram hari depan
suram masa depan
sesuram negeri ini kawan

jalan panas berdebu
tanpa henti tereakkan “aku manusia yang paling disayang Tuhan”
pada batu, pada pohon, pada semua juga pada aku
“aku pasti masuk surga, dan kalian pasti neraka.”
“ini negeri sudah gila, bukan aku yang gila, kalian yang gila, ha..ha..ha gila,ha..ha semuanya gila.”

tereakkan penat dijiwa
ungkapkan muak pada semua
pada negeri yang congkak yang dipenuhi belatung
disepanjang jalan disetiap tanah lapang

Minggu, 26 Oktober 2014

BIRAHI YANG TERLANTAR

Perempuan itu hanya akan menghela napas panjang saat lelakinya langsung tertidur setelah pulang kantor sedang malam masih pagi.

Hanya pada tengah malam ia menggantungkan harapannya untuk bisa tenang dan menikmati kebersamaan dengan lelakinya karena pagi sampai malam lelakinya bekerja untuk menghidupi keluarga kecil mereka yang sudah dikaruniai 3 orang anak.  12,  9  dan  6 tahun.  Tapi sudah beberapa bulan ini lelakinya tak pernah lagi menyentuh dirinya dan menyambangi betinanya.  Malampun jadi tak seindah malam-malam yang lalu.
“saat malam yang dipenuhi berjuta kelip bintang dilangit kita telanjang  tidur diatas permadani alam dan diselimuti tetes embun.  Dingin, tapi hasrat kita akan mengusirnya ”
Lelakinya sudah tenggelam dalam kantuk yang teratur hingga suara dengkurnya  seperti alunan nada.  Jelas lelakinya terdengar lelah dan kalaupun dipaksanya untuk bercinta dengannya lelakinya takkan mampu memuaskannya.  Iapun terpaksa akan memaksa matanya untuk segera tertidur walau birahinya masih terjaga dan akan tetap terjaga hingga pagi menjelang.
Malam dengan birahi  yang terlantarkan adalah malam yang sangat panjang.  Gelisah dengan otak yang tumpul buntu tak ada pikiran selain keinginan untuk melakukan sex yang hebat dan lepaskan semua hasrat hilangkan penat sampai tuntas demi menjaga keseimbangan dan keharmonisan hidup juga kesehatan jasmani dan rohaninya.  Tapi malam ini kembali ia harus kecewa..
Padahal ia sudah mandi dengan sabun beraroma bunga nirwana yang rela dibelinya dengan harga mahal untuk menciptakan wangi tubuh sesemerbak tubuh bidadari.  Mengolesi betinanya dengan wewangian surgawi dengan harapan agar membangkitkan hasrat lelakinya dan akan membuatnya semakin bergelora, bangga dan bahagia.
Ia gundah semalaman menghela napas panjang tenangkan diri , juga betinanya lalu tertidur saat jam dinding katakan jam 3 pagi.


Perempuan itu bangun dengan mata yang masih mengantuk saat jam dinding dikamarnya katakan jam 5 pagi, dengan birahi yang masih terjaga perempuan itu mulai memulai kegitan paginya.  Ia terlihat segar dan kuat padahal itu semua adalah pelampiasan hasrat birahinya yang terlantar  semalaman.  Sementara lelakinya dan anak-anaknya masih terlelap dalam.
Ia langsung beres-beres bersih-bersih lalu mempersiapkan sarapan pagi, baju, celana, sepatu untuk lelakinya dan anak-anaknya.  Kantuknya makin  memaksa.  Juga birahinya, dan mengajaknya untuk tidur, tapi ia terus menyelesaikan tugasnya.
“apakah ia bosan?” pikirnya mengkhawatirkan keadaan dirinya akan sikap lelakinya belakangan ini.  Lalu, iapun berjanji akan melakukan yang terbaik dengan dirinya untuk lelakinya.  Dan nanti malam ia berjanji akan memberikan yang terbaik.
Setelah peluk cium dan melepas lelakinya dan anak-anaknya ke kantor dan kesekolah, iapun segera bersih-bersih beres-beres tubuhnya lupakan kantuk yang mengekorinya.  Pergi kesalon sampai siang, cuci diri cuci semuanya hingga tubuhnya mewangi seperti bidadari, dan betinanya,  segar sesegar embun pagi.  Demi lelakinya demi dirinya demi birahinya yang terlantar.
Sambil mendengarkan Kitaro ia menenangkan keseluruhannya agar bisa relax dan tentram dan tertidur.  Hanya kitaro yang bisa membuatnya  meredam hasrat besar birahinya juga betinanya agar tetap tenang dan tidak jalang, sambil berharap nanti malam menjadi malam yang istimewa seperti yang diharapkannya.
“seperti malam purnama yang langitnya bersinar lembut dan kita tidur telanjang diatas permadani alam disiram rembulan dan diselimuti embun, dingin.  Tapi hasrat kita akan mengusirnya,”
Anak-anaknya dibiarkan bermain sesukanya dan tidak tidur siang agar malamnya mereka semua letih dan tertidur pulas dan tidak mengganggu hasratnya untuk melebur hingga jauh malam.
Tapi sampai jauh malam lelakinya belum juga pulang dan jam dinding memaksanya resah, birahinya juga betinanya hingga otaknya kram.
“apakah lelakinya punya wanita lain?” pikirnya membuat birahinya naik pitam.
“apakah ia sudah tidak semenarik dulu?”katanya pada wajahnya di cermin.
Ia hanya mendesah lalu mengambil i pad-nya memasang earphone ditelinganya dan mencari kitaro, menaikkan volumenya hingga kata hatinya tak terdengar.  Hanya kitaro yang bisa meredamnya.


Perempuan itu melihat lelakinya menjemput seorang wanita, lelakinya menyambutnya dengan senyum yang biasa ia dapatkan dulu.  Lalu lelakinya mencium lembut bibir wanita itu hingga dalam, lalu melumatnya sesaat dan memuntahkannya dengan senyum.

Perempuan itu terus mengikuti lelakinya hingga mereka menepi di sebuah café remang-remang.  Terdengar lembut irama yang juga sangat akrab ditelinganya, Silkroad-nya Kitaro memenuhi setiap sudut juga sampai sudut hatinya yang menangis.  Tequila sebagai pembuka lalu sederetan menu perancis tersaji menggugah hasrat, air liurnya menetes, karena menu itu juga biasa mereka pesan sebelum mengisi malam dengan bercinta.  Hasratnya naik pitam, untung ada kitaro yang menenangkan iapun rela untuk diam dan melihat semua keromantisan itu.
Mereka duduk berdua saling berhadapan dengan jari jemari mereka saling menyentuh salurkan perasaan nyatakan hasrat untuk segera tinggalkan tempat dan menepi ke hotel atau motel agar mereka bisa segera lepaskan sel-sel kerinduan yang makin terasa kental.
Perempuan itu hanya melihat dari kejauhan saat lelakinya dan wanitanya masuk ke sebuah motel.  Ia tak berani mendekat hanya pikirannya yang ikut menemani lelakinya.  Lalu mereka akan bergegas membuka pintu kamar sambil berciuman tanpa henti dan tak dilepaskan, saling cium saling kunyah buka baju dengan terburu tak peduli kancing baju terlepas atau celana dalam robek terus berciuman terus terburu, nafsu dipuncak tertingginya saling remas saling cakar lalu melempar diri kekasur dan berlaku tabu semalaman.
“SHIT!”bentaknya pada pikiran-pikirannya yang mulai ngawur dan bangkit dari tempat tidur.  Lalu segera mandi hilangkan kerisauan hatinya dan menyiapkan makan malam sebentar lagi lelakinya pulang.  Dan ia akan menyambutnya dengan wangi tubuh bidadari.
“mengharapkan malam tanpa bulan dan bintang, gelap, telanjang diatas permadani alam yang diselimuti embun.  Dingin, tapi itu akan hilang dalam dekapan.”


Perempuan itu keluar rumah mengantar anaknya yang paling kecil ketempatnya sekolah karena lelakinya katakan tak sempat, lalu ia pergi ke pasar untuk memenuhi isi kulkas yang sudah mulai kosong tanpa mampir ke salon untuk bersihkan diri bersihkan semua sampai wangi.  langsung ke mall, lihat barang bagus beli barang bagus untuk rumah untuk dirinya untuk anak-anaknya untuk lelakinya.

Keringat letih bercampur debu jalan dan polusi kendaraan menempel dikulitnya, penat tapi memuaskannya sejenak dan melupakan kram betinanya yang sudah tiga bulan tak disentuh.  Sampai dirumah ia hanya membilas sedikit tubuhnya tanpa wewangian pokoknya segar.
Beres-beres bersih-bersih lalu dengarkan kitaro dan tertidur sampai bermimpi tentang seorang lelaki yang memeluknya hangat menciumnya mesra.  Menyentuh betinanya menaklukkan birahinya hingga puas segala sampai embun menetes hangat basahi bantal guling dan kasurnya.  Ia telanjang tidur dibawah neon bulat seperti bulan beralaskan permadani turki dan diselimuti sutera yang sedingin embun, dingin,  karena lelakinya tak disampingnya hanya bantal dan guling.
Ia terbangun, malam masih pagi saat tiba-tiba lelakinya muncul dengan senyum menggoda sambil menciumnya mesra hangat dan menggairahkan.  Menggerayangi tubuhnya menggenggam payudaranya yang lunglai menyentuh betinanya yang layu.  Birahinya sudah keluar sendiri sendirian, hasratnya,  dijinakkan kitaro dan seorang lelaki dalam mimpinya.  Iapun hanya bisa pasrah rebahan telanjang bulat tanpa hasrat.  Membiarkan lelakinya merapat dan berbuat.

Kamis, 23 Oktober 2014

SKANDAL BINTANG LIMA

Di sebuah Apartemen mewah.  Wanita itu menaruh sebuah kamera bermata biru, tepat diatas tempat tidur juga dibeberap sudut-sudut kamar.  Sejenak ia memperhatikan sekeliling kamar, apakah ada yang ia lupakan? Pikirnya.  Ah, semua sudah lengkap.  Senyumnya mengembang.  Sekarang tinggal ia mempersiapkan diri bersih-bersih biar harum biar wangi untuk menyambut kekasihnya.
         
       Sore baru saja tiba, matahari masih panas.  Seorang lelaki paruh baya turun dari sebuah mobil mewah, semewah penampilannya.  Iapun melangkah masuk apartemen dengan langkah terburu, lihat kiri kanan lalu masuk ke Lift, jari telunjuknya menekan tombol 7 dan iapun melesat naik ketujuan.  Sebuah kunci dikeluarkannya dari kantong celana khakinya yang tersetrika rapi.  Aroma parfum mahal mengikutinya, senyum manis dipadu hasratnya yang menggebu membuat langkahnya kian cepat.  Rasa letih setelah seharian rapat di parlemen hilang begitu tangannya menyentuh gagang pintu.  Satu kali putaran kunci iapun melangkah masuk, kamar no. 345.  Seorang wanita sudah menantinya, dengan baju transparan.  Sangat terbuka hingga laki-laki itu tak kuasa ucapkan salam.  Merekapun melebur menjadi satu hingga malam menjelang.
          ”love you,” katanya alus membuat lelaki itu berbunga, geli dan sedikit merinding karena kata itu diucapkan si wanita tepat digendang telinganya.  Silelaki itupun langsung  menciumi lagi siwanita, ia tak jadi pergi tapi kembali ke atas ranjang dan berlaku tabu.  Satu jam kemudian tanpa mandi lagi hanya rapi-rapi silelaki pergi.
          ”sampai besok sayang,”
          ”mwwwhh,”

Dua hari kemudian, lelaki itu ditemukan tewas bunuh diri setelah menenggak racun dengan serakahnya di dalam kamar mandi di rumahnya.  Sambil memegang sebuah koran yang memajang fotonya dengan tulisan super besar; SKANDAL SEX POLITIKUS PARTAI A. Di ruang keluarga, istri dan anak-anaknya melongo melihat berita serupa di televisi.

Malu aku
Pada ke-malu-anku
Zaman sudah buta
Zina pinggir jalan

Aku malu
Pada pemimpinku
Akhir zaman tiba
Sumpah palsu bertebaran

Malu aku
Pada mereka yang tak tahu malu dan bersumpah palsu
Malu aku
Pada rasa malu yang hilang


Sementara itu si perempuan  tersenyum bahagia mendapatkan ketenaran, popularitas instan yang dikejarnya.  Juga bayaran dari orang yang menyuruhnya melakukan semua sandiwara biru itu.  

Use Your Illusion

Sudah 6 kali ia ditolak.  Pertama oleh Z,B,C,D lalu E dan sekarang oleh F.  tapi ia masih tetap semangat dan kembali berusaha untuk mendapatkan perempuan untuk jadi kekasihnya.
        “beri aku satu kesempatan saja, kenapa kau menolak cinta dariku padahal cintaku belum lagi kaurasa sudah kau hinakan.” Keluh Lelaki Bernama Herman Tatto pada G perempuan yang kini diincarnya untuk jadi kekasih.
          “lihat dulu dirimu, sudah seniman miskin punya banyak tattoo lagi bagaimana aku bisa mau menerimamu kalau dirimu sudah begitu menakutkan untukku.” Jawab G sambil menunjuk badan Lelaki bernama Herman yang dipenuhi Tatto.
          “ini seni my Dear, seni itu indah.  Kalau kau enggan menerimaku karena keadaanku ini, sungguh aku rela menghapusnya walau ku tahu itu perih.  Tapi demi kau cintaku, aku rela asal kau serius mau menerimaku walau tidak dengan apa adanya aku.” Kata lelaki bernama Herman Tatto lirih.

Terima saja jangan kau lawan
Apalagi kau tentang cintaku hingga perang
Usah kau cari alasan sampai habis pesonamu lalu    
kuenggan
Terima saja karena kutau kataku satu
Tetap begitu sampai akhir waktu

“Ngak.” Dan G-pun berlalu.
Lelaki Bernama Herman Tattopun mengutuk dirinya, sambil menatap sekujur tubuhnya.  Ada rasa sedih merayu batinnya untuk keluarkan tangis, tapi itu ditolaknya mentah-mentah.  Usianya sudah kepala tiga dan sedang berjalan mendekati empat, lelakinya kram pengen muntah kan ribuan lelaki Herman-lelaki Herman untuk mengukir dunia.  Dengan seni, dengan cintanya yang ia yakini lebih cinta daripada cinta lelaki lain. 

Lelaki Bernama Herman Tatto meriang, otaknya buntu, darahnya membeku.  Iapun masuk kamar mandi ambil sabun lalu pejamkan mata.  Bayangkan semua perempuan yang pernah menolaknya dan berlaku tabu.

Rabu, 22 Oktober 2014

ALMOST HONEST


Pernah kah kau katakan yang sebenarnya saat hatimu dipenuhi tumpukan rasa cinta hingga hanya hadirnya saja yang penuhi segala ruang sampai tak ada tempat untuk yang lain?, aku tidak, aku tidak pernah mengatakan yang sebenarnya karena saat itu kebenaran akan menyulitkanku mendapatkan cintanya sedang hati tak harapkan yang lain.  Aku buta, buta karena cinta dan menganggap kejujuran adalah penghalang.

Kukatakan saja aku perjaka, sedang nyatanya aku lebih jalang dari anjing liar dipinggir jalan yang umbar kejantanannya sepanjang hari disepanjang jalan.

Aku salahkan nasib yang terlambat tawarkan dirimu hingga aku tak berani jujur agar indahmu tak segera berlalu, kalau saja ada keyakinan dalam diriku kau akan menerima. Aku akan katakan.  Namun nyatanya tidak, kau terlalu indah dan sayang untuk dilepaskan begitu saja hanya untuk bersikap gentle. Kejujuran sedang libur that day.

Ia datang di satu pagi mencari temannya yang katanya kabur dari rumah, dan sudah satu minggu menghilang.  Ia katakan itu padaku sambil berharap aku bisa memberikannya sedikit informasi, katanya aku kemungkinan besar tahu, itu menurut orang-orang yang sempat ditanyanya lebih dulu.  Seorang bartender seperti aku, menurutnya, setidaknya mendengar banyak hal walau itu sambil curi-curi dengar. 

Sudah tiga hari ia berkeliling dari satu bar atau café ke bar dan café diseluruh kota, sampai akhirnya bertemu denganku diujung letihnya dan putus asa sambil memperlihatkan foto temannya.  Dan, kebetulan, ya aku mengenalnya.  Ia kukenal dua hari yang lalu saat seorang pelanggan memesankan minuman untuknya, kudengar sepintas pembicaraan mereka, dan kurasa ia tak sesuci yang ia katakan.  Ia sama seperti Lady Q, Violet, atau Dio dan yang lain yang berprofesi sebagai pemain nafsu.  Ah, aku jadi teringat bau tubuh mereka.  Ya, aku pernah bersama mereka, sampai habis. 

Dan aku berjanji akan membantunya mencari, singkat cerita, kamipun semakin akrab.  Bahkan aku berharap pencarian ini tak pernah akan berakhir, agar pesona yang ia pancarkan tak segera berlalu.  Aku masih menikmati indahnya, biasanya tak sampai satu hari setiap ada pesona yang kulihat pasti bisa kujerat lalu kujilat hingga habis gelap.  Tapi padanya, menyentuh tangannya saja aku sungkan, hanya bau tubuhnya saja yang kuserap sepanjang jalan.  Aku jatuh cinta.

Ranjang dikamar kostku telah lama tak disentuh wanita, sejak aku mengenalnya.  Seingatku, terakhir kali yang menidurinya adalah temannya yang ia cari, sebelum akhirnya pergi dengan lelaki lain. 

Kini membayangkan mereka semua yang pernah mampir ditempatku membuatku ketakutan, takut akan hadirnya dan menemukan jejakku lalu ia pergi.  Jadi kuputuskan saja untuk mengungsi dan berusaha menghapus sedikit demi sedikit jejak hitamku.  Dan melupakan semua kenangan per-nafsu-an yang telah lalu dan tabu, agar dia tak ragu akan tulus cinta yang akan kuucapkan nanti.

Dan sepertinya langit merestui keinginanku, kitapun berpelukan walau dalam hati, yang penting indahmu sementara jadi milikku.  Dan kaupun sepertinya setuju.  Hari-haripun makin kian berseri dengan hadirmu ditempatku, kau tak sungkan apalagi ragu atau takut.  Hatimu telah katakan yakin padaku dengan ciuman yang kau hantarkan, walaupun sesaat dan itupun dijidat bukan dibibir tapi tetap terasa nikmat. 

Waktupun berjalan, hatimu telah bulat katakan aku milikmu, hasrat dipuncak tertingginya.  Kaupun tenggelam dalam pelukku, seperti yang lain, tapi tidak dengan perasaan seperti saat ini yang sungguh tulus mencintai.  Ada segunung beban berat dihati, saat kau serahkan keseluruhanmu yang terlihat begitu polos dan jujur.
Jam sudah diambang pagi, malam yang indah dan seks yang hebat.  Kau menatapku lembut sambil memelukku erat, seakan ingin katakan; jangan tinggalkanmu. Kataku tak mungkin, walau dalam hati.  Sampai kau bangkit dan menempel lebih erat, menciumku lalu kau katakan sesuatu yang seharusnya aku katakan dulu.  katamu ; “aku tak sesuci yang kau kira.” Akupun terkejut, tak menyangka akan jujurnya ungkapkan, bahkan dirikupun tak sanggup tuk katakan bahwa akupun tak sesuci yang ia bayangkan. 

          Ah.

Selasa, 21 Oktober 2014

Perempuan Yang Memotong Lelakinya Lelaki itu

Ia kutemukan dipingir jalan tak sadarkan diri, tergolek lemah dengan napas setengah-setengah.  Hampir  mati dengan pakaian terkoyak, membuat badannya yang berdarah sedikit telanjang.
         “Duduk didekatku, jangan kau malu atau ragu.  Apalagi takut.  Aku bukan mereka yang telah khianatimu dengan berani lalu pergi, tinggalkan noda yang hitamkan langkah dan gelapkan tatapmu akan hari depan tanpa permisi,”
Kujaga dan kurawat ia dirumah ibu, membasuh lukanya hingga hilang pedih perih.  Ia ceritakan padaku tentang lelakinya yang perlakukan ia seperti binatang, diperkosa dikamar remang bersama teman lelaki-lelakinya hingga pingsan. 
          “aku anak seorang perempuan yang biasa kupanggil ibu, tapi lebih sering kupanggil bunda karena sayang.  Jadi jangan kau malu atau ragu apalagi takut, karena aku bisa rasakan dukamu.  Aku membawamu ketempatku untuk bertemu ibu.  Dengarkan lembut tuturnya agar hatimu tak lagi rasakan duka.  Lalu kita akan nikmati secangkir kerinduan dan sepiring sayangnya sampai kau tertidur.  Doanya akan bawa hujan yang akan segarkanmu, bawa pulang airmata yang terlanjur kau teteskan.  Menghapus semua duka hingga hilang tak berbekas,”

Ia masih malu, tatapnya ragu menatapku.  Tapi ibu membuatnya berani, dibelai lembut rambutnya yang hitam panjang seperti membelai rambut anaknya.  Restunya terucap dengan cinta yang tulus. Iapun kembali ungkapkan rasa dalam jiwanya, tentang perasaan cintanya yang terlalu pada lelakinya. 
          “aku tak tahu kalau cinta bisa membuatmu begitu, membuatmu lemah lalu ingin mati tanpa ragu, padahal cinta telah campakkanmu dengan brani, dan membuatmu hina.”
Lalu kau menangis.  Bening menetes jatuh bak embun pagi, bawa kisah luka hati.  Mendung dipelupuk mata, lalu tumpah dengan isak.  Segenap jiwa turut, hanyut, deras mengalir seperti pancuran dibelakang rumah, hening, sunyi.  Hingga tak kaurasa, sepi.
“Biarkan saja, mungkin itu jalannya.  Airmata tercipta untuk mengurangi beban hati, biarkan saja.  Lalu duduklah didekatku, agar kau dengar saat kubisikkan cinta padamu.”
Tapi kau hanya diam dan berlalu, sedang cintaku tulus.  Mungkin kau masih menyimpan dendam, pada lelaki seperti aku, tapi aku bukan mereka yang telah campakkanmu dengan brani lalu pergi tanpa ragu.

Kini kau menghilang, tinggalkan setumpuk kerinduan dan kesunyian.  Bersama bau tubuhmu yang penuhi setiap sudut ruang.  Tanpa permisi. 

Hingga satu sore kudengar cerita dari teman diujung gang, kau telah kembali pada lelakimu yang dulu telah campakkanmu.  Akupun tak mengerti, sedahsyat itukah cintamu hingga tak merasa terhinakan, dilecehkan diperkosa dibuang sampai kau hampir mati.  Aku tak percaya cinta bisa seperti itu.   

Kuingat kau kembali
                 Sehari ini
Saat bunga-bunga hujan jatuh

Kuingat kau kembali
                Sehari ini
Saat mimpi-mimpi sepi

Kuingat kau kembali
                Sehari ini
Dan kuingin kau lagi
Sehari saja
Saat bunga hujan jatuh agar mimpi tak lagi sepi


Aku dan ibu terkejut, saat kudengar kau masuk penjara karena telah memotong lelakinya lelakimu.  Ia yang telah campakkanmu dengan brani, tinggalkan noda yang hinakanmu lalu pergi tanpa ragu.    

Perempuan Yang Mengidolakan Kitaro

Perempuan itu menaikkan volume i-pad nya membuat gendang telinganya penuh dengan alunan instrument yang begitu damai dan menghanyutkan.  Seharian ia hanya bermalas-malasan dirumah ditemani Kitaro, musikus mistis menurutnya karena disetiap music yang diciptakannya ada terasa sesuatu yang magis mengikuti disetiap alunan nada yang tercipta.  Membuat perempuan itu terkadang merinding, terkadang seperti terhipnotis sampai hilang dan menghilang kedalamnya.  Ciptakan khayal tentang dunia lain dan hidup didalamnya.
         
Kitaro yang nama aslinya Masanori Takahashi adalah anak seorang petani Shinto yang lahir di Toyohashi, Prefektur Aichi.  Nama kitaro didapatnya dari teman-temannya yang diambil dari nama tokoh film kartun jepang.  Lelaki yang kini menetap di negeri paman sam ini telah menjadi idolanya.  Hilangkan penat dijiwa lepaskan beban hidupnya.

          Instrument thinking of you yang pernah menyabet grammy tahun 2001 bawa perempuan itu berziarah ke masa lalunya, masa lalu dengan lelakinya yang kini telah hilang dan menghilang tinggalkannya sendiri dengan noda hitam atas nama cinta.  Bawanya terbuang ke lembah para pelacur dan terkucilkan dari peradaban yang beradab.  Kerinduan pada cinta yang tulus menyeruak dalam hatinya, thinking of you bawanya merindukan itu.
         
                Bayangmu mewangi
          Datangi malamku dalam mimpi
          Bersatu kita malu
          Berpisah kita merindu

          Cinta?
          Kemana kan kubawa?
          kalau kau kabur

          Kini terlempar ku terhempas
          Satu noda kau cipta
          Dan kau sirna

          Merana kumerana
          Sendiri
          Sepi

          Hari ini perempuan itu hanya bermalas-malasan dirumah kontrakannya setelah enam hari penuh ia bekerja sebagai pekerja sex.  Letihnya direndam dalam bak mandi air hangat bersama kulit mulusnya yang terasa kotor, ia terus berendam sampai letihnya terlepas dari badannya.  Koi mengalun bawakan panorama damai yang ia butuhkan untuk lupakan semua penat dijiwa lupakan kotor hidupnya. 

      Tiba-tiba dadanya memecah damai saat kitaro menghentak oleh suara pukulan drum Taiko-nya yang bergemuruh bawanya ke tembang marah, ingatannya pada kekalahan-kekalahan pada keputus-asaan pada penghinaan.  Juga  pada cinta yang kesemuanya menjadi kepalsuan nyata.  Cinta baginya sesuatu yang langka, sulit, mahal dan tak terbayangkan, lagi.  It’s bullshit!.  Lalu ia bangkit mengambil handuk dan mengeringkan tubuhnya.  Didepan cermin ia menatap dirinya melepas balutan handuk hingga sekujur nya telanjang, setetes bening airmatanya diam-diam menetes.  Dibilasnya lembut tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut dengan wewangian, agar para lelaki-lelaki hidung belang yang ingin menikmatinya rasakan gairah dari tubuhnya.  Agar ia masih bisa punya nilai jual tinggi.


Seorang lelaki telah menghubunginya,
          “malam ini sayang di tempat biasa, jam 23 jangan sampai aku menunggu ok,”
Perempuan itu berkemas, bawa keharuman ditubuhnya, bawa senyum di bibirnya, bawa riang disetiap langkahnya.  Dan menyimpan kesedihan di laci meja riasnya bersama hatinya agar tidak mengganggu. 

           Dalam taksi kitaro mengiringinya yang mengalun dalam dirinya, fiesta, estrella sepanjang jalan dipertengahan malam menuju hotel.  Jari jemarinya ikuti nada tubuhnya berdendang gerakkan irama menembus malam mengawali harinya menjadi wanita yang berbeda.  Perempuan yang merintih menyesali diri itu ditinggalnya dirumah kontrakan disekap dalam kamar dan terkunci bersama nuraninya.

         Ia akan berlaku tabu dengan indah seperti keindahan seorang Kitaro dalam musiknya, ia terkadang seperti menikmati terlihat seperti menghayati pekerjaannya.  Liar dan jalang bahkan seronok jorok akan ia lakukan tanpa terlihat sedikitpun ekspresi penyesalan ekspresi kesedihan.  Kepuasan pelanggan adalah yang utama, untuk dirinya sudah ia tinggalkan dirumah dalam laci meja riasnya.


          Sebuah pesan di handphonenya, “kutunggu di kamar 234 Hotel X.” bawanya segera meluncur setelah bersih-bersih betinanya dan mengambil bayarannya, tinggalkan satu lelaki menuju ke lelaki lainnya.  Tak terasa malam sudah renta, tapi ia masih harus menyapa satu lagi lelaki di penghujung malam sebelum kembali pulang mencari kesedihannya juga hatinya yang tersimpan di laci meja riasnya memeluk perempuan yang merintih dalam kamarnya mengambil nuraninya lalu memutar Silk Road kitaro dan menangis sepuasnya.

Senin, 20 Oktober 2014

Kamus Kram Otak

N Hanya Untuk Nafsu

Namaku? Ah aku lupa yang jelas aku seorang pencinta dunia yang hobi dicintai dunia dan enggan mencintai cinta, cinta adalah saudara tiriku yang aku suka memperbudaknya jadi jangan pernah bicarakan dia denganku dengan katakata cinta cukup kalian mengetahui dari aku.  Dosa? Ah mungkin itu juga bagian dari namaku, mungkin bagian tengahnya.  Aku berteman dekat dengan iblis, atau mungkin ia yang berteman akrab denganku.  Karena itu, selama didunia ini aku jauh sekali dari yang namanya
      Naas                : celaka sial
Kalau kalian benar mengikutiku.  Tapi aku bukan seorang
                Nabi                   : orang yang  menjadi pilihan Allah untuk menerima wahyu-Nya
Kalau kalian tidak percaya, tanyakan saja pada
                Nabtun              : tumbuhan, rumput
Yang bergoyang. Yang menari dan berdansa ditiup angin dan keluarkan  
                Nada                  : tinggi rendahnya bunyi (dalam lagu atau music)
Tentang hasrat birahi yang membara hangat mengalir kesekujur tubuh melewati
                Nadi                   : pembuluh darah di pergelangan tangan (terasa berdenyut kalau ditekan), urat nadi
Aku akan mengajak kekasihku pemujaku terbang tinggi ke atas awan ke langit, karena hanya aku yang tahu bagaimana cara rasakan makna hidup.  Agar kalian mengerti akan maknanya, akan kubawa kalian pada hidup yang penuh warna bukan hanya hitam dan putih saja.  Aku akan mengajak kalian berdansa di bulan, berjemur di mentari dan tak lupa kan kupetikkan kau
                Najam               : (arab) ; bintang
Sebagai tanda persahabatan dariku setelah kau berkenan bercinta  dengan mengatas namakan aku sampai puas sampai aku puas sampai kau puas, jangan katakan ini haram atau halal didepanku.  Karena itu tak berlaku buat ku,
                Najis                  : kotor
Itu hanya kata orang munafik yang tidak mengerti hidup, lihat saja tingkah mereka diam-diam dibelakang perempuan-perempuan mereka, dibelakang lelaki-lelaki mereka.  Mereka juga
                Nakal                 : suka mengusik, senang mengganggu
Padahal mereka seharusnya menjadi panutan bagi keluarga dan masyarakat, mereka tidak pantas untuk menjadi seorang
                Nakhoda           : kapten kapal, orang yang mengemudikan kapal
Dalam bahtera rumah tangga apalagi dalam kehidupan bermasyarakat, tapi aku suka pada mereka karena mereka adalah pengikut setiaku.  Aku mengajar mereka untuk belajar bagaimana cara menjalani hidup tanpa harus takut kalau nanti didalam kubur ia ditanya oleh Malaikat
                Nakir                 : nama malaikat yang tugasnya menanyai orang yang mati dalam kubur
Semua jawabannya ada padaku, karena aku teman akrab iblis atau iblis yang berteman akrab denganku, jadi ikuti saja aku jangan tahan apalagi kalian sumpal dengan
                Nal                     : penyumbat mesiu pada meriam
meriam kalian, percuma.  Meriam itu diciptakan untuk ditembakkan bukan untuk disumpal.  Kalian jangan hanya bisa berkatakata manis ciptakan
Nalam             : gubahan sajak (syair karangan)
Mereka tidak butuh katakata cinta yang mendayu-dayu mengharu biru, simpan saja katakata kalian sebagai teman bermimpi.  Dunia butuh aku, dan kalian tak perlu banyak kata apalagi pake hati nurani bawa keotak untuk di
                Nalar                 : selalu pertimbangkan tentang baik buruknya, amal
Kalau kalian simpan saja gelora hasrat yang kuberikan semua sampai nanti kalian pasti membeku, kram hingga otak tak mampu lagi berfungsi, lepaskan bebaskan saja karena semua sudah semestinya dilepaskan.  semua itu memang tercipta untuk itu, semua sudah jelas dan akan
                Nampak            : kelihatan
Jelas didepan matamu, usah kau ragu, malu apalagi takut .  Semakin kau simpan dan sumpal meriammu akan membuatnya sakit, lumpuh dan ber
                Nanah               : darah putih yang membusuk
Ah, jangan menatapku seperti itu,
                Nanar                : tercengang
Ini adalah kenyataan, karena aku diberitahu iblis ia teman dekatku.  Seorang teman tak mungkin bohong kan? Ah, jangan takut kalau kebablasan suruh saja mereka makan
                Nanas               : tumbuhan dan buahnya
Sebanyak banyaknya sampai muntah sekalian, kalau bosan bisa kau kasih mereka selingan buah
                Nangka             : nama pohon yang buahnya bergerigi seperti durian tapi lebih besar
Tapi kalau tetap juga tak mempan di aborsi saja, kalau kalian masih pengecut, nikmati saja.  Masa kalian kalah sama
                Nangul              : seperti babi kecil yang banyak anaknya
Mereka ndak pernah mengeluh walau dipanggil “Dasar Babi!” mereka tetap tak perduli sampai
                Nanti                 : waktu yang akan datang
sampai
                Napas               : udara yang diisap dan dikeluarkan kembali dari paru-paru
kalian enggan untuk melanjutkan kerjasama, aku akan tetap bersama kalian juga bersama teman dekatku iblis di
                Neraka              : tempat yang disediakan oleh Allah untuk orang yang menentang-Nya di akhirat
Bahkan kalau napas kalian masih mau perpanjang kontrak kerjasama tapi kalian hina terhinakan dan menjadi
                Narapidana      : orang hukuman
Aku akan tetap bersama kalian, tidakkah aku seorang yang sangat setia? Jadi jangan ragu, apalagi takut ikut dan mengikutiku kalian harus percaya padaku sebab aku punya
                Narasumber    : orang yang memberi berita dengan jelas
Namanya iblis, ia adalah
                Nadim               : (arab); sahabat karib, orang yang dipercaya
Aku selalu mengikutinya kemanapun ia pergi, apapun yang ia suruh aku untuk melakukannya pasti aku lakukan.  Ia adalah teman akrab yang
                Nadir                 : jarang ada, jarang didapat, ganjil, luar biasa
Dia akan membawa kita ketempat tempat terbaik di muka bumi ketempat manusia baik-baik tak pernah bisa mengunjunginya.  Ia akan setia sampai
               Nadir              : titik yang paling rendah dari bulatan cakrawala (bola kaki) yang terletak tepat dibawah kaki pengamat, titik kaki
Jadi jangan kalian terlalu
                Naïf                    : penolakan, penampikan, pengingkaran, ingkar, negative, tidak mau, tidak menurut
Dan berpura-pura tidak mau sedang perbuatan kalian melebihi aku, jangan sia-siakan hidup mumpung
                Nafas                : proses keluar masuknya zat asam dan asam arang
Masih dikandung badan, usah kau bingung dan repot mencari
                Nafkah              : suatu pemberian sang suami kepada sang istri untuk kelangsungan hidup
Nikmati hidupmu, jalani hidupmu.  Biarkan mereka dengan cara mereka, kamu dengan caramu.
                Nafsi                 : jiwa, diri sendiri
Ya, nafsi-nafsi kata temen arabku.  Bagaimana? Apa kalian tertarik mengikutiku? Atau menjalani hidup suntuk monoton dan membosankan tanpa pernah menikmati apa yang disuguhkan oleh hidup?. 
Oh ya, baru aku ingat namaku.  Namaku adalah
                Nafsu                : keinginan hati

Dan aku setia sampai mati.