Minggu, 15 September 2013

perempuan yang menjaga betinanya hingga perang

Di Arab Saudi, akhirnya perempuan bernama R mendaratkan mimpi dan harapannya untuk hari depan bagi diri dan keluarganya.  mimpi dan harapan itu langsung ditancapkannya begitu kakinya menyentuh bumi kaya minyak itu.  Sembari berdo'a kepada-Nya agar dimudahkan dan dilapangkan rezeki untuknya, untuk keluarganya yang terpaksa ia tinggalkan.  Matanya terpesona dan takjub melihat negeri kaya itu, keyakinannya untuk berhasil meraih mimpi dan harapannya kian bertambah, apalagi suasana hidup dan kehidupan disana sesuai dengan jiwanya. Juga karena banyak teman senasib dari negerinya hingga langkahnyapun semakin ringan.  Perasaan sedih dan berat karena meninggalkan keluarganya, perlahan hilang digantikan tekad dan semangat untuk bekerja agar ia bisa meraih hasil yang maksimal.  R tersenyum membayangkan mimpi-mimpinya, mimpi-mimpi keluarganya akan segera terwujud.

Tak berapa lama R akhirnya mendapatkan majikan, seorang seorang saudagar karpet.  Tugasnya jelas, mengurus dapur, anak-anak majikan yang sedang beranjak dewasa yang ingatkannya pada anak lelakinya di rumah.  R juga disuruh untuk membantu membersihkan karpet-karpet tuannya di toko sekali waktu, tentu dengan janji bonus gaji tambahan yang membuat R makin semangat walau letih mendera.

Bulan pertama ia jalani dengan baik, tuannya puas.  Gaji pertamanya tersimpan aman di kantong kecil yang sengaja ia buat di BH-nya agar hangat dan bisa ia rasakan keberadaannya.  Hasil jerih payahnya sebelum besok ia kirimkan ke rumah agar keluarganya bisa mencicil mimpi-mimpi mereka.

R semakin tekun bekerja, dan tuannya semakin senang.  Sampai suatu hari setan jahil jahiliyah mengejutkannya.  Anak tuannya tiba-tiba menggerayangi payudaranya dan menyelusup ke selangkangannyasaat ia tengah beristirahat siang. Iapun terkejut dan memeluk dirinya erat.  Sambil memohon jangan.  

"TOLONG TUAN MUDA..JANGAN TUAN, ITU HARAM..ITU DOSA TUAN..." tanpa henti kata-kata ketakutannya terucap, tapi anak tuannya makin bernafsu.  Lelakinya yang sebesar lelaki kuda kian liar tak terkendali, R dibanting ke atas kasur begitu mencoba kabur namun ia langsung bangkit lagi.  Ia berlari keluar kamar namun setan jahiliyah lainnya tiba-tiba datang dan berdiri tepat didepan pintu.  Airmata R menetes ketakutan, degup jantungnya berdetak kencang dan semakin, kencang.  Saat kedua lelaki itu mempertontonkan lelaki mereka.  Mata R rabun, ia sontak menerjang anak tuannya yang berada didepan pintu.  R terus berlari ke arah yang dipikirkan otaknya.  Dapur, belati, pisau, golok, garpu, pedang apa saja pokoknya senjata tajam.  
Anak tuannya yang baru beranjak dewasa, yang mengingatkannya akan anak laki-lakinya dirumah terus mengejarnya.  Namun kali ini R sudah siap.  Dua buah pisau pemotong daging dan sayur digenggamnya erat, lalu menukik tajam menghujam dada, perut anak tuannya begitu mencoba menerkamnya.  Darah menyembur deras, R bergetar, sekujur tubuhnya rasakan lemas.  Dingin, kaku, membeku.  Jerit ketakutan beralih ke anak tuannya yang terkejut melihat aksi brutal R yang membuat saudaranya terkapar bersimbah darah.  R tak perduli, tatapnya gelap.  Iapun terkulai, pingsan di atas kolam darah anak tuannya.  Sambil tetap erat menggenggam pisau dikedua tangannya.

Pagi subuh, enam bulan setelah kejadian berdarah dirumah tuannya.  Perempuan bernama R menatap dingin seorang algojo yang berdiri dihadapannya.  Hatinya sudah ia serahkan kepada langit, bersama mimpi dan harapannya akan hari depan. I pasrah, ia ikhlas.  Tanpa sepatah kata ia menunduk tenang, meletakkan lehernya di sebuah tatakan kayu.  Sang algojo menghunus tinggi pedangnya.  Saat adzan subuh berkumandang, kepala R terlepas dari raganya.  Sekilas tampak senyumnya mengembang, ucapkan sayang pada keluarganya.

Tidak ada komentar: