Hari-hari belakangan ini perempuanku sering cemberut dan
dingin setiap kali aku menggoda atau mereayunya. Ada saja alasannya, tapi semua
alasannya kebanyakan benarnya. Seperti kemarin malam ia mengeluh sakit perut
dan semalaman wc jadi kamarnya. Atau kemarinnya
dan kemarinnya lagi yang membuat aku
sempat berpikir mungkin ia marah karena aku tak menanggapi hasratnya beberapa
hari yang lalu dan lebih mementingkan siaran langsung sepak bola ketimbang dia,
padahal sekujur dirinya sudah habis dibalut wewangian dengan aroma kembang. Tapi ternyata bukan itu masalahnya, apalagi
setelah besok malamnya kami bercinta hebat. Jadi alasan itupun pupus. Jadi kenapa?
Bisik-bisik
tetanggapun mulai berdatangan kedalam telingaku, membawa cerita biru yang seru
antara perempuanku dan si lelali A yang juga seorang pejabat ditempat ku. Tapi aku tak peduli, gosip itu pasti akan
tumbuh dan berkembang manakala hujan kesuksesan, kebahagiaan memenuhi
kehidupanku. Bayangkan saja, istriku
cantik. Cantik tidak hanya lewat mataku
tapi dari semua mata lelaki di tempatku pasti mengakui itu, bahkan para
perempuannya. Jadi dari itu saja, benih
gosip pasti akan tumbuh. Dari perempuan
yang iri atau benci karena lakinya ngigauin perempuanku terus. So, aku asyikin aja. Belum lagi hujan rizki yang seperti tak henti
turun, bawa banjir bandang kerumahku.
Gosip makin nyaring, sampai KPK disuruh memeriksaku. Sekali lagi, aku asyikin aja.
Sampai satu hari
aku pulang lebih cepat, kulihat perempuanku bersama silelaki A. Mereka pucat kaku, dalam ketakutan yang
nyata. Dengan cepat darahku melonjak ke ubun-ubun gelapkan mataku hingga tak
kulihat cintaku. Semua hitam, semua
gelap. Kuambil golok sebelum mereka
tersadar lalu kutebas dan kucincang keduanya, kupenggal lelakinya lelaki itu.
Kucincang lagi, lagi dan lagi sampai mati sampai habis. Cintaku masih mengerang, sambil ucapkan maaf
yang terbata, tapi semua sudah gelap semua menghitam. Satu tebasan kelehernya, iapun mampus sebelum
katanya habis terucap. Darah mereka mengalir deras dan aku berenang diatasnya.
Hilang sudah semua
Juga kamu
Terkutuklah hari dikutuklah aku
Yang tak lagi miliki dan rasa
Semua hilang
Hampa
Sungguh
Suntukkuterpurukdisudutsunyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar